Yakin Jalan Berbayar Elektronik ERP Bisa Urai Kemacetan, Ini yang Terjadi di Singapura
100kpj – Selain ganjil, dan genap yang membatasi kendaraan pribadi melwati jalan protokol di hari kerja melalui pelat nomor, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menerapkan jalan berbayar elektronik, atau disebut ERP.
Rancangan Perda Soal Pengendalian Lalu Lintas secara elektronik yang diusulkan Dinas Perhubungan DKI sebanyak 12 BAB, dan 29 pasal tertulis penerapan ERP setiap hari pukul 05.00 WIB sampai 22.00 WIB di 25 ruas jalan Jakarta.
Kategori kendaraan yang diperbolehkan melewati jalan dalam kota dengan sistem ERP tersebut bisa untuk motor, mobil pribadi, kendaraan komersial, hingga kendaraan listrik, terkecuali alat berat seperti tertuang di Pasal 11.
Kendaraan yang melewati jalan berbayar tersebut wajib dilengkapi perangkat identitas kendaraan elektronik, atau perangkat tertentu lainnya. Di dalam Pasal 8 dijelaskan terkait kategori jalan yang diterapkan ERP.
Pengendalian lalu lintas secara elektronik diselenggarakan pada kawasan yang memiliki tingkat kepadatan, atau perbandingan volume kendaraan bermotor dengan kapasitas jalan pada salah satu jalur jalan sama dengan atau lebih besar dari 0,7 pada jam puncak atau sibuk.
Penerapannya juga harus memiliki 2 (dua) jalur jalan dan setiap jalur memiliki paling sedikit 2 (dua) lajur. Jalan tersebut juga hanya dapat dilalui kendaraan bermotor dengan kecepatan rata-rata kurang dari 30 km/jam pada jam sibuk.
Belum ada kepastian sistem jalan berbayar itu diterapkan. Namun berkaca dari Singapura yang menjadi negara pertama menggunakan ERP, diklaim cukup berhasil mengurai kemacetan meski populasi mobil terus meningkat.
Berdasarkan informasi dikutip Development Asia, Rabu 11 Januari 2023, jalan berbayar elektronik di Singapura sudah ada sejak 1998, awal kemunculannya untuk menggantikan skema cordon pricing yang diterapkan pada 1975.
Tujuan diberlakukan ERP atau jalan berbayar tentunya untuk mengurai kemacetan, mengurangi waktu tempuh, dan menekan polusi dari emisi karbon dari kendaraan bermesin bahan bakar, serta mendorong masyarakat agar menggunakan transportasi umum.
Namun ERP yang diberlakukan di pusat kota negeri berlmabang singa itu tidak memengaruhi minat orang memiliki kendaraan pribadi. Bahkan populasi mobil terus meningkat, meskipun data sementara mampu menekan kemacetan di jam sibuk.
Beberapa tahun lalu, adanya jalan berbayar elektronik itu mampu menurunkan kemacetan hingga 24 persen, dan pengguna transportasi umum seperti bus, kereta sempat meningkat 15 persen, dan emisi karbon turun 10-15 persen seperti dikutip laman U.S Department of Transportation.

Tips Setting CVT Motor Matic Harian, Penggunaan RPM yang Ideal saat Macet!

Starter Motor Tetiba Macet Padahal Aki Masih Oke? Ternyata Masalahnya Ada di Sini!

Semua Mobil Honda dari Berbagai Jenis dan Usia Siap Geruduk Jaksel

Cititrans Luncurkan Bus AKAP Premium, Ini Rute dan Harganya

Sah! Ini Jadwal Ganjil Genap di Jalan Tol Jakarta-Cikampek Selama Mudik 2024

Ganjil Genap di Tol saat Mudik Lebaran Keputusan Akhir Polisi Jika Hal Ini Terjadi

Warga Jakarta yang Mau Mudik Bisa Titip Kendaraan di Kantor Polisi, Ini Lokasinya

Chery Tambah Jaringan Diler di Wilayah Jakarta Timur, Targetkan 500 Unit per Tahun

Tarif Pajak Progresif Kendaraan di Jakarta Naik hingga 6 Persen

Kapolri Bakal Lakukan Ini Demi Cegah Macet Horor di Bali Kembali Terjadi

Jalan Tol Jadi Alternatif Perjalanan Jauh, Ini yang Harus Diperhatikan Pengendara

Komitmen Kenyamanan Pelanggan, PT Hyundai Motors Indonesia Perbaharui Software mobil

Fitur Terbaru Smart Hybrid Vehicle by Suzuki, Tools Pintar yang Buat Berkendara Semakin Nyaman

Mobil Toyota di Tambahkan Fitur Penting Untuk Keselamatan Pengendara dan Penumpang
